TRISNO MARSA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isu yang terus bergulir di bidang pendidikan akhir-akhir ini adalah mengenai berbagai upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air. Mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang sangat rendah berperan sangat signifikan terhadap mutu pendidikan kita. Berdasarkan indeks pembangunan manusia (HDI) yang diteliti UNDP pada tahun 2005, mutu SDM Indonesia menempati peringkat 110 di dunia dan di ASEAN pun Indonesia ketinggalan dari negara-negara tetangga kita, Singapura (25), Brunei (33), Malaysia (61), Thailand (73), Philipina (84), dan Vietnam (108) (Hendayana dkk., 2007). Guru sebagai ujung tombak pendidikan memainkan peranan penting pada peningkatan mutu pendidikan.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (SISDIKNAS) pasal 40 ayat (2) point (a) menyatakan dengan jelas bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis. Peserta didik tidak lagi dijadikan obyek pembelajaran, melainkan sebagai subyek didik. Dengan demikian, pola pembelajaran pun berubah dari pola behavioristik menjadi konstruktivistik. Pola pembelajaran konstruktivistik lebih menekankan pada active learning yang memungkinkan siswa untuk berkreasi. Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai karakteristik pribadi yang mereka miliki (Hartono, 2007).
Sejalan dengan strategi pembelajaran aktif, dewasa ini guru-guru diarahkan untuk menggunakan pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan). Selain PAIKEM, topik pendidikan yang belakangan ini menarik untuk diperbincangkan yaitu tentang Lesson Study, yang muncul sebagai salah satu alternatif guna mengatasi masalah praktik pembelajaran yang selama ini dipandang kurang efektif. Lesson Study merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan makalah, maka rumusan permasalahannya adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pelaksanaan PAIKEM ?
2. Bagaimanakah pelaksanaan Lessons Study ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui pelaksanaan PAIKEM dalam kegiatan pembelajaran biologi.
b. Untuk mengetahui pelaksanaan Lesson Study dalam kegiatan pembelajaran biologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMBELAJARAN PAIKEM
1. Pengertian PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Inovatif dimaksudkan agar siswa memiliki daya imajinasi yang dituangkan dalam ide-ide yang tidak ketinggalan jaman. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa (Depdiknas, 2007).
Secara garis besar, gambaran PAIKEM yang dijelaskan oleh Depdiknas (2007) adalah sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
2. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Melaksanakan PAIKEM
Dalam melaksanakan PAIKEM, menurut Suprijanto dkk. (2008), ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
1) Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif.
2) Mengenal anak secara perorangan
Perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal (Depdiknas, 2007).
3) Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar
4) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering mengajukan pertanyaan terbuka, misalnya dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika ...” lebih baik dari pada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu) (Depdiknas, 2007).
5) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik sangat disarankan, misalnya dengan memajang hasil karya siswa. Hasil pekerjaan yang dipajang diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.
6) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan tidak hanya lingkungan fisik, lingkungan sosial dan budaya merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar).
7) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Dengan umpan balik, siswa dapat mengetahui kekuatan serta kelemahannya.
8) Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Guru hendaknya mengembangkan aktif mental pada anak didik.
9) Membuat pembelajaran yang menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan akan membuat ingatan siswa lebih kuat karena ada hubungan stimulus-respon yang berulang, seperti yang dikemukan Thorndike dengan teori belajarnya. Efek menyenangkan yang ditimbulkan stimulus akan memberi kesan yang mendalam pada diri anak, sehingga mereka cenderung akan mengulang aktifitas tersebut. Akibat dari ini adalah anak didik mampu mempertahankan stimulus dalam memori mereka dalam waktu lama (longterm memory), sehingga mereka mampu merecall apa yang mereka peroleh dalam pembelajaran tanpa mengalami hambatan apapun.
3. Pelaksanaan PAIKEM
Gambaran PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama pembelajaran. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut tabel beberapa contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru.
Kemampuan Guru Pembelajaran
Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam. Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misal:
Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri
Gambar
Studi kasus
Nara sumber
Lingkungan
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan. Siswa:
Melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara
Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri
Menarik kesimpulan
Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri
Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan. Melalui:
Diskusi
Lebih banyak pertanyaan terbuka
Hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa. Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut.
Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan
Guru mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa sehari-hari. Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri.
Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
Menilai pembelajaran dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus Guru memantau kerja siswa
Guru memberikan umpan balik
(Depdiknas, 2007)
4. Contoh Skenario Pembelajaran PAIKEM
Standar Kompetensi : 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup
Kompetensi Dasar : 2.4. Mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan, dan kajian literatur serta peranannya bagi kehidupan
I. Indikator :
Melaporkan proses pembuatan suatu produk yang menggunakan jamur
III. Pendekatan Pembelajaran :
Konstruktivisme
Strategi Pembelajaran
Eksperimen dengan pendekatan Group Investigation
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I : Perancangan Eksperimen
No Kegiatan
Guru Peserta Didik
1 Kegiatan Awal
- Memotivasi peserta didik dengan menunjukkan contoh produk fermentasi oleh jamur, dengan mengajukan pertanyaan “ Produk pengawetan ini menggunakan proses apa?”
-
Melanjutkan pertanyaan “Ada yang dapat menjelaskan bagaimana proses pembuatan tempe ?”
Menuliskan topic yang akan dipelajari yaitu Pembuatan produk makanan menggunakan jamur
Menyebutkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
Mengeksplorasi pengetahuan awal peserta didik melalui pertanyaan “ Bagaimana cara memvariasi pembuiatan tempe ?”
Menjawab pertanyaan guru (harapan guru peserta didik menjawab “ fermentasi”)
Menjawab pertanyaan guru (harapan guru, peserta didik menjawab sesuai pengetahuannya )
Menulis topic yang akan dipelajari
Menulis tujuan pembelajaran
Menjawab pertanyaan guru (harapan guru, peserta didik menjawab sesuai dengan pengetahuan awal masing-masing)
2. Kegiatan Inti
Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok heterogen
Menjelaskan teknik pelaksanaan kegiatan eksperimen
Meminta peserta didik mempelajari tugasnya dan memberi waktu untuk bekerja kelompok
Menjadi fasilitator dan moderator diskusi kelas
Memberi penguatan pada hasil diskusi (penguatan berupa konsep-konsep penting)
Memberikan penjelasan singkat
Duduk dalam kelompok yang dibentuk oleh guru serta memilih salah satu anggotanya sebagai ketua kelompok
Masing-masing kelompok mendapat materi tugas yang berbeda
Mempelajari tugas dan mengerjakan lembar kerja
Ketua Kelompok dan anggotanya menyampaikan dalam diskusi kelas
Mencatat penguatan yang diberikan guru
Mencatat penjelasan guru
3. Kegiatan Akhir/Tindak Lanjut
- Membantu siswa menyimpulkan materi pelajaran
Menyimpulkan materi pelajaran
Pertemuan II : Siswa melakukan ekperimen
Pertemuan III : Siswa mempresentasikan hasil eksperimen
Kegiatan akhir: evaluasi
LEMBAR KERJA SISWA
Perancangan Eksperimen
Topik : Variasi Pembuatan Tempe
Tujuan :
Melalui kegiatan ini anda diharapkan dapat merancang eksperimen untuk membuat tempe yang memiliki nilai lebih. Artinya, anda dapat membuat berbagai perlakuan pada pembuatan tempe. Sebagai contoh :
- pengaruh variasi pembungkus tempe terhadap rasa tempe
- variasi tempe dari berbagai jenis kacang
Petunjuk Kegiatan :
1. Buatlah rumusan masalah dari eksperimen yang akan anda lakukan
2. Berdasarkan masalah di atas, nyatakan rumusan hipotesis yang akan anda uji
3. Identifikasi variabel yang dimanipulasi dan variabel responsnya
4. Deskripsikan rancangan eksperimen yang akan dilakukan
5. Presentasikan rancangan eksperimen
6. Laksanakan eksperimen berdasarkan rancangan
7. Buatlah laporan penelitian
8. Presentasikan laporan
B. LESSON STUDY
1. Hakekat Lesson Study
Konsep dan praktik Lesson Study pertama kali dikembangkan oleh para guru pendidikan dasar di Jepang, yang dalam bahasa Jepang-nya disebut dengan istilah kenkyuu jugyo (Susilo, 2009). Keberhasilan Jepang dalam mengembangkan Lesson Study tampaknya mulai diikuti pula oleh beberapa negara lain, termasuk di Amerika Serikat yang secara gigih dikembangkan dan dipopulerkan oleh Catherine Lewis yang telah melakukan penelitian tentang Lesson Study di Jepang sejak tahun 1993 (Sudrajat, 2008).
Sementara di Indonesia pun saat ini mulai gencar disosialisasikan untuk dijadikan sebagai sebuah model dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran siswa, bahkan pada beberapa sekolah sudah mulai dipraktikkan. Meski pada awalnya, Lesson Study dikembangkan pada pendidikan dasar, namun saat ini ada kecenderungan untuk diterapkan pula pada pendidikan menengah dan bahkan pendidikan tinggi.
Lesson Study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran, tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran. Lesson Study bukan sebuah proyek sesaat, tetapi merupakan kegiatan terus menerus yang tiada henti dan merupakan sebuah upaya untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam Total Quality Management, yakni memperbaiki proses dan hasil pembelajaran siswa secara terus-menerus, berdasarkan data. Lesson Study merupakan kegiatan yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun manajerial (Sudrajat, 2008).
Slamet Mulyana dalam Sudrajat (2008) memberikan rumusan tentang Lesson Study sebagai salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
2. Manfaat Lesson Study
Bill Cerbin & Bryan Kopp dalam Sudrajat (2008) mengemukakan bahwa Lesson Study memiliki 4 (empat) tujuan utama, yaitu untuk : (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh para guru lainnya, di luar peserta Lesson Study; (3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.
Dalam tulisannya yang lain, Catherine Lewis dalam Sudrajat (2084) mengemukakan pula tentang ciri-ciri esensial dari Lesson Study, yang diperolehnya berdasarkan hasil observasi terhadap beberapa sekolah di Jepang, yaitu:
1. Tujuan bersama untuk jangka panjang. Lesson study didahului adanya kesepakatan dari para guru tentang tujuan bersama yang ingin ditingkatkan dalam kurun waktu jangka panjang dengan cakupan tujuan yang lebih luas, misalnya tentang: pengembangan kemampuan akademik siswa, pengembangan kemampuan individual siswa, pemenuhan kebutuhan belajar siswa, pengembangan pembelajaran yang menyenangkan, mengembangkan kerajinan siswa dalam belajar, dan sebagainya.
2. Materi pelajaran yang penting. Lesson study memfokuskan pada materi atau bahan pelajaran yang dianggap penting dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran siswa serta sangat sulit untuk dipelajari siswa.
3. Studi tentang siswa secara cermat. Fokus yang paling utama dari Lesson Study adalah pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan siswa, misalnya, apakah siswa menunjukkan minat dan motivasinya dalam belajar, bagaimana siswa bekerja dalam kelompok kecil, bagaimana siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan guru, serta hal-hal lainya yang berkaitan dengan aktivitas, partisipasi, serta kondisi dari setiap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, pusat perhatian tidak lagi hanya tertuju pada bagaimana cara guru dalam mengajar sebagaimana lazimnya dalam sebuah supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah.
4. Observasi pembelajaran secara langsung. Observasi langsung boleh dikatakan merupakan jantungnya Lesson Study. Untuk menilai kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak cukup dilakukan hanya dengan cara melihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan) atau hanya melihat dari tayangan video, namun juga harus mengamati proses pembelajaran secara langsung. Dengan melakukan pengamatan langsung, data yang diperoleh tentang proses pembelajaran akan jauh lebih akurat dan utuh, bahkan sampai hal-hal yang detail sekali pun dapat digali. Penggunaan videotape atau rekaman bisa saja digunakan hanya sebatas pelengkap, dan bukan sebagai pengganti.
Berdasarkan wawancara dengan sejumlah guru di Jepang, Caterine Lewis mengemukakan bahwa Lesson Study sangat efektif bagi guru karena telah memberikan keuntungan dan kesempatan kepada para guru untuk dapat: (1) memikirkan secara lebih teliti lagi tentang tujuan, materi tertentu yang akan dibelajarkan kepada siswa, (2) memikirkan secara mendalam tentang tujuan-tujuan pembelajaran untuk kepentingan masa depan siswa, misalnya tentang arti penting sebuah persahabatan, pengembangan perspektif dan cara berfikir siswa, serta kegandrungan siswa terhadap ilmu pengetahuan, (3) mengkaji tentang hal-hal terbaik yang dapat digunakan dalam pembelajaran melalui belajar dari para guru lain (peserta atau partisipan Lesson Study), (4) belajar tentang isi atau materi pelajaran dari guru lain sehingga dapat menambah pengetahuan tentang apa yang harus diberikan kepada siswa, (5) mengembangkan keahlian dalam mengajar, baik pada saat merencanakan pembelajaran maupun selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran, (6) membangun kemampuan melalui pembelajaran kolegial, dalam arti para guru bisa saling belajar tentang apa-apa yang dirasakan masih kurang, baik tentang pengetahuan maupun keterampilannya dalam membelajarkan siswa, dan (7) mengembangkan “The Eyes to See Students” (kodomo wo miru me), dalam arti dengan dihadirkannya para pengamat (obeserver), pengamatan tentang perilaku belajar siswa bisa semakin detail dan jelas.
Sementara itu, menurut Lesson Study Project (LSP) beberapa manfaat lain yang bisa diambil dari Lesson Study, diantaranya: (1) guru dapat mendokumentasikan kemajuan kerjanya, (2) guru dapat memperoleh umpan balik dari anggota/komunitas lainnya, dan (3) guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir dari Lesson Study (Sudrajat, 2008).
3. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pelaksanaan Lesson Study
Menurut Susilo (2009), Lesson Study akan mudah dilaksanakan bila memenuhi persyaratan kurikulum dan persyaratan sikap guru sebagai berikut.
1) Persyaratan Kurikulum
Lessons study lebih mungkin dilaksanakan di negara yang kurikulumnya sederhana dan luwes. Dengan karakteristik kurikulum seperti itu, guru dapat memusatkan perhatian dalam mencari cara membelajarkan peserta didik yang terbaik sehingga menarik minat mereka dan berdampak hasil belajar yang mendalam dan tidak mudah melupakan isi pembelajaran karena cukup waktu. Pemerintah melalui Permen no. 22 tahun 2006 memberikan kebebasan kepada guru dan satuan pendidikan atau sekolah untuk menetapkan sendiri kurikulum yang dianggap paling cocok dengan kondisi sekolah.
2) Persyaratan Sikap Guru
Lesson study akan mudah dilaksanakan bila guru memiliki lima sikap sebagai berikut.
a) Semangat “mengkritik diri sendiri” merupakan salah satu nilai yang dikembangkan dalam lesson study (bahasa Jepangnya hansei), yaitu melakukan refleksi secara jujur untuk memperbaiki kekurangan diri sendiri.
b) Keterbukaan terhadap masukan yang diberikan oleh orang lain. Berbagai pengalaman melalui lesson study merupakan suatu hal yang perlu dipelajari karena biasanya guru merasa malu bila proses pembelajaran dilihat orang lain.
c) Guru pelaksana lesson study mengedepankan sikap mau mengakui kesalahan. Perubahan akan terjadi bila orang mau menyediakan waktu dan upaya untuk melakukan perubahan karena mungkin di dalamnya ada kesalahan-kesalahan.
d) Bersikap terbuka terhadap ide orang lain, tidak berusaha mencari hasil pemikiran sendiri yang “asli” atau “murni” yang terpenting adalah hasil pemikiran itu dapat menggalakkan peserta didik untuk belajar.
e) Guru mau memberi masukan secara jujur dan penuh respek. Sikap ini perlu dikembangkan oleh guru yang terlibat dalam lesson study.
4.Tahap-tahap Pelaksanaan Lessons Study
Berkenaan dengan tahapan-tahapan dalam Lesson Study ini, dijumpai beberapa pendapat. Menurut Wikipedia (2007) bahwa Lesson Study dilakukan melalui empat tahapan dengan menggunakan konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA). Sementara itu, Slamet Mulyana dalam Sudrajat (2008) mengemukakan tiga tahapan dalam Lesson Study, yaitu : (1) Perencanaan (Plan); (2) Pelaksanaan (Do) dan (3) Refleksi (See).
Sedangkan Bill Cerbin dan Bryan Kopp dari University of Wisconsin dalam Sudrajat (2008) mengetengahkan enam tahapan dalam Lesson Study, yaitu:
1. Form a Team: membentuk tim sebanyak 3-6 orang yang terdiri guru yang bersangkutan dan pihak-pihak lain yang kompeten serta memilki kepentingan dengan Lesson Study.
2. Develop Student Learning Goals: anggota tim memdiskusikan apa yang akan dibelajarkan kepada siswa sebagai hasil dari Lesson Study.
3. Plan the Research Lesson: guru-guru mendesain pembelajaran guna mencapai tujuan belajar dan mengantisipasi bagaimana para siswa akan merespons.
4. Gather Evidence of Student Learning: salah seorang guru tim melaksanakan pembelajaran, sementara yang lainnya melakukan pengamatan, mengumpulkan bukti-bukti dari pembelajaran siswa.
5. Analyze Evidence of Learning: tim mendiskusikan hasil dan menilai kemajuan dalam pencapaian tujuan belajar siswa
6. Repeat the Process: kelompok merevisi pembelajaran, mengulang tahapan-tahapan mulai dari tahapan ke-2 sampai dengan tahapan ke-5 sebagaimana dikemukakan di atas, dan tim melakukan sharing atas temuan-temuan yang ada.
Untuk lebih jelasnya, dengan merujuk pada pemikiran Slamet Mulyana, Sudrajat (2008) mengemukakan tahapan dalam penyelengggaraan Lesson Study
1) Tahapan Perencanaan (Plan)
Dalam tahap perencanaan, para guru yang tergabung dalam Lesson Study berkolaborasi untuk menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perencanaan diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran, seperti tentang: kompetensi dasar, cara membelajarkan siswa, mensiasati kekurangan fasilitas dan sarana belajar, dan sebagainya, sehingga dapat ketahui berbagai kondisi nyata yang akan digunakan untuk kepentingan pembelajaran.
Selanjutnya, secara bersama-sama pula dicarikan solusi untuk memecahkan segala permasalahan ditemukan. Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi bagian yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang benar-benar sangat matang, yang didalamnya sanggup mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti sampai dengan tahap akhir pembelajaran.
2). Tahapan Pelaksanaan (Do)
Pada tahapan yang kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru yang disepakati atau atas permintaan sendiri untuk mempraktikkan RPP yang telah disusun bersama, dan (2) kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson Study yang lainnya (baca: guru, kepala sekolah, atau pengawas sekolah, atau undangan lainnya yang bertindak sebagai pengamat/observer)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan, diantaranya:
1. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun bersama.
2. Siswa diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalam setting yang wajar dan natural, tidak dalam keadaan under pressure yang disebabkan adanya program Lesson Study.
3. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamat tidak diperbolehkan mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan mengganggu konsentrasi guru maupun siswa.
4. Pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap interaksi siswa-siswa, siswa-bahan ajar, siswa-guru, siswa-lingkungan lainnya, dengan menggunakan instrumen pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya dan disusun bersama-sama.
5. Pengamat harus dapat belajar dari pembelajaran yang berlangsung dan bukan untuk mengevalusi guru.
6. Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video camera atau photo digital untuk keperluan dokumentasi dan bahan analisis lebih lanjut dan kegiatan perekaman tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran.
7. Pengamat melakukan pencatatan tentang perilaku belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, misalnya tentang komentar atau diskusi siswa dan diusahakan dapat mencantumkan nama siswa yang bersangkutan, terjadinya proses konstruksi pemahaman siswa melalui aktivitas belajar siswa. Catatan dibuat berdasarkan pedoman dan urutan pengalaman belajar siswa yang tercantum dalam RPP.
3).Tahapan Refleksi (Check)
Tahapan ketiga merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya perbaikan proses pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman analisis para perserta berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta Lesson Study yang dipandu oleh kepala sekolah atau peserta lainnya yang ditunjuk. Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang telah mempraktikkan pembelajaran, dengan menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yang dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan permasalahan yang dirasakan dalam menjalankan RPP yang telah disusun.
Selanjutnya, semua pengamat menyampaikan tanggapan atau saran secara bijak terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan (bukan terhadap guru yang bersangkutan). Dalam menyampaikan saran-saranya, pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang diperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya. Berbagai pembicaraan yang berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi seluruh peserta untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya seluruh peserta pun memiliki catatan-catatan pembicaraan yang berlangsung dalam diskusi.
Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran, baik pada tataran indiividual, maupun menajerial.
Pada tataran individual, berbagai temuan dan masukan berharga yang disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan refleksi (check) tentunya menjadi modal bagi para guru, baik yang bertindak sebagai pengajar maupun observer untuk mengembangkan proses pembelajaran ke arah lebih baik.
Pada tataran manajerial, dengan pelibatan langsung kepala sekolah sebagai peserta Lesson Study, tentunya kepala sekolah akan memperoleh sejumlah masukan yang berharga bagi kepentingan pengembangan manajemen pendidikan di sekolahnya secara keseluruhan. Kalau selama ini kepala sekolah banyak disibukkan dengan hal-hal di luar pendidikan, dengan keterlibatannya secara langsung dalam Lesson Study, maka dia akan lebih dapat memahami apa yang sesungguhnya dialami oleh guru dan siswanya dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan kepala sekolah dapat semakin lebih fokus lagi untuk mewujudkan dirinya sebagai pemimpin pendidikan di sekolah.
5. Contoh Skenario Pembelajaran
Standar Kompetensi : 4. Menganilisis hubungan antara ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
Kompetensi Dasar : 4.2. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan
I. Indikator :
1. Menjelaskan pengaruh bahan pencemar terhadap organisme tertentu
2. Menyimpulkan pengaruh bahan pencemar terhadap kehidupan organisme
3. Menjelaskan dampak berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan
4. Mendeskripsikan upaya pencegahan pencemaran lingkungan
III. Starategi Pembelajaran
NHT dengan pendekatan PBL
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan
Guru Peserta Didik
1. - Memotivasi peserta didik dengan mengajukan pertanyaan “ Apa yang mungkin dirasakan oleh seseorang yang bekerja sebagai pemulung atau petugas kebersihan?”
- Menuliskan topik yang akan dipelajari yaitu Pencemaran Lingkungan
- Mengeksplorasi pengetahuan awal peserta didik melalui pertanyaan “Apa saja dampak bahan pencemar terhadap lingkungan lingkungan ?”
Menjawab pertanyaan guru (harapan guru peserta didik menjawab sesuai dengan pemahamannya)
Memperhatikan
Menjawab pertanyaan guru (harapan guru, peserta didik dapat menjawab sesuai pengetahuan awal masing-masing)
2. Kegiatan Inti
Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok (masing-masing kelompok terdiri atas 5 orang)
Membagikan nomor yang berbeda pada peserta didik dalam kelompok
Memberikan LKPD yang berisi wacana serta soal terkait pencemaran lingkungan (setiap kelompok mendapat 5 nomor soal)
Meminta peserta didik mengerjakan soal sesuai dengan nomor yang dimiliki
Memanggil salah satu nomor peserta didik untuk mempresentasikan hasil kerjasama mereka
Menjadi fasilitator dan moderator diskusi kelas
Memberikan penguatan pada hasil diskusi (penguatan berupa konsep-konsep penting)
Duduk dalam kelompok yang dibentuk oleh guru
Mendapat nomor yang berbeda
Membaca LKPD yang diberikan guru
Mengerjakan nomor soal yang terdapat pada LKPD yang diberikan guru
Mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakan/mengetahui jawabannya
Nomor yang dipanggil mempresentasikan hasil tugas kelompoknya
Berpartisipasi aktif dalam diskusi
Memperhatikan
3. Kegiatan Akhir/Tindak Lanjut
Membantu siswa menyimpulkan materi pelajaran
Memberikan evaluasi
Menyimpulkan materi pelajaran
Mengerjakan soal-soal evaluasi
Penilaian
1. Penilaian terhadap LKPD
2. Penilaian proses belajar peserta didik
LKPD
Banjir Lumpur Panas Sidoarjo
Desa Renokenongo dan Kedungbendo yang tergenang lumpur
Banjir Lumpur Panas Sidoarjo atau Lumpur Lapindo atau Lumpur Sidoarjo (Lusi) , adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sejak tanggal 27 Mei 2006. Lokasi semburan lumpur ini berada di Porong, yakni kecamatan di bagian selatan Kabupaten Sidoarjo, sekitar 12 km sebelah selatan kota Sidoarjo. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Gempol (Kabupaten Pasuruan) di sebelah selatan.
Lokasi semburan hanya berjarak 150-500 meter dari sumur Banjar Panji-1 (BJP-1), yang merupakan sumur eksplorasi gas milik Lapindo Brantas sebagai operator blok Brantas. Oleh karena itu, hingga saat ini, semburan lumpur panas tersebut diduga diakibatkan aktivitas pengeboran yang dilakukan Lapindo Brantas di sumur tersebut. Pihak Lapindo Brantas sendiri punya dua teori soal asal semburan. Pertama, semburan lumpur berhubungan dengan kegiatan pengeboran. Kedua, semburan lumpur "kebetulan" terjadi bersamaan dengan pengeboran akibat sesuatu yang belum diketahui.
Lokasi tersebut merupakan kawasan pemukiman dan di sekitarnya merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur. Tak jauh dari lokasi semburan terdapat jalan tol Surabaya-Gempol, jalan raya Surabaya-Malang dan Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi (jalur pantura timur), serta jalur kereta api lintas timur Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi,Indonesia
Ketika semburan lumpur terjadi pertama kali di sekitar Sumur Banjar Panji 1 (BJP-1), volume lumpur yang dihasilkan masih pada tingkat 5.000 meter kubik per hari. Lubang semburan terjadi di beberapa tempat, sebelum akhirnya menjadi satu lubang yang dari waktu ke waktu menyemburkan lumpur panas dengan volume yang terus membesar hingga mencapai 50.000 m3 per hari.
Permasalahan penanganan lumpur panas ini menjadi jauh lebih berat akibat semakin membesarnya volume lumpur panas yang disemburkan, dari antara 40,000 m3 sampai 60,000 m3 (Mei-Agustus) menjadi 126,000 m3 per hari, sehingga yang akan dibuang tidak hanya air dari lumpur tersebut, akan tetapi keseluruhan lumpur panas yang menyembur di sekitar sumur Banjar Panji 1.
Semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur.
Sejumlah upaya telah dilakukan untuk menanggulangi luapan lumpur, diantaranya dengan membuat tanggul untuk membendung area genangan lumpur. Namun demikian, lumpur terus menyembur setiap harinya, sehingga sewaktu-waktu tanggul dapat jebol, yang mengancam tergenanginya lumpur pada permukiman di dekat tanggul. Rapat Kabinet pada 27 September 2006 akhirnya memutuskan untuk membuang lumpur panas Sidoardjo langsung ke Kali Porong. Keputusan itu dilakukan karena terjadinya peningkatan volume semburan lumpur dari 50,000 meter kubik per hari menjadi 126,000 meter kubik per hari, untuk memberikan tambahan waktu untuk mengupayakan penghentian semburan lumpur tersebut dan sekaligus mempersiapkan alternatif penanganan yang lain, seperti pembentukan lahan basah (rawa) baru di kawasan pantai Kabupaten Sidoardjo.
Banyak pihak menolak rencana pembuangan ke laut ini, diantaranya Walhi [4] dan ITS [5]. Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, 5 September 2006, menyatakan luapan lumpur Lapindo mengakibatkan produksi tambak pada lahan seluas 989 hektar di dua kecamatan mengalami kegagalan panen. Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) memperkirakan kerugian akibat luapan lumpur pada budidaya tambak di kecamatan Tanggulangin dan Porong Sidoarjo, Jawa Timur, mencapai Rp10,9 miliar per tahun. Dan rencana pembuangan lumpur yang dilakukan dengan cara mengalirkannya ke laut melalui Sungai Porong, bisa mengakibatkan dampak yang semakin meluas yakni sebagian besar tambak di sepanjang pesisir Sidoarjo dan daerah kabupaten lain di sekitarnya, karena lumpur yang sampai di pantai akan terbawa aliran transpor sedimen sepanjang pantai
Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/semburan-lumpur panas di Sidoarjo
Jawablah pertanyaan berikut ini.
1. Ekosistem apa saja yang mungkin ada di sekitar lokasi semuran lumpur panas di Sidoarjo
2. Bagaimana pengaruh semburan lumpur tersebut terhadap ekosistem ?
3. Teknologi apa yang diterapkan untuk menanggulangi lumpur tersebut?
4. Dampak apa saja yang dirasakan masyarakat akibat semburan lumpur tersebut? Adakah pengaruhnya terhadap kondisi perekonomian Indonesia?
5. Salah satu upaya mengatasi luapan lumpur panas adalah dengan dibuang ke laut. Masalah apa yang mungkin timbul akibat pembuangan lumpur tersebut ke laut? Bagaimanakah dampaknya terhadap organisme yang hidup di laut dan lingkungan sekitar perairan tersebut ?
Rekap Skor Kelompok Peserta Didik
Kelompok Skor Total
Wacana 1 Wacana 2
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
I
II
III
LEMBAR OBSERVASI LESSON STUDY
Hari/Tanggal : ........................................................................................
Bidang Studi : ........................................................................................
Konsep : ........................................................................................
Metode Pembelajaran : ........................................................................................
Guru Pengajar : ........................................................................................
Asal Sekolah : ........................................................................................
Waktu : ........................................................................................
Tempat : ........................................................................................
1. Kapan peserta didik mulai berkonsentrasi belajar?
................................................................................................................................
................................................................................................................................
2. Kapan peserta didik mulai tidak berkonsentrasi belajar?
................................................................................................................................
................................................................................................................................
3. Apa kelebihan yang dimiliki guru saat proses pembelajaran untuk kita tiru?
................................................................................................................................
................................................................................................................................
4. Pengalaman berharga apakah yang saudara peroleh dari kegiatan pembelajaran ini?
................................................................................................................................
................................................................................................................................
Nama Observer : ..........................
Asal Sekolah : ..........................
Pengalaman Mengajar: .......tahun
ANGKET LESSON STUDY UNTUK PESERTA DIDIK
Nama : ..............................................................................................
Kelas : ..............................................................................................
Guru Pengajar : ..............................................................................................
Mata Pembelajaran : ..............................................................................................
1. Apakah pembelajaran hari ini menarik (alasan)?
................................................................................................................................
................................................................................................................................
2. Apa yang anda dapatkan dari pembelajaran hari ini ?
................................................................................................................................
................................................................................................................................
3. Apa yang sebaiknya ditingkatkan pada pembelajaran hari ini?
................................................................................................................................
................................................................................................................................
4. Apa yang seharusnya tidak dilakukan pada pembelajaran hari ini?
................................................................................................................................
................................................................................................................................
DAFTAR HADIR PENGAMAT LESSON STUDY
No. Nama Bidang Studi Tanda Tangan
1.
2.
3.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan) menekankan pada active learning yang memungkinkan siswa untuk berkreasi. Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai karakteristik pribadi yang mereka miliki.
Lesson Study merupakan salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
B. Saran
Pembelajaran PAIKEM serta Lesson Study pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga peserta didik dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu guru sebaiknya melakukan sudah sewajarnya menerapkan pembelajaran PAIKEM dan Lessons Study sesederhana apapun.
DAFTAR PUSTAKA
Chotimah, C. 2007. Model-model Pembelajaran untuk PTK. Yayasan Pendidikan Universitas Negeri Malang SMA Laboratorium UM. Malang.
Hendayana dkk., 2007. Lesson Study: Suatu Strategi untuk Meningkatkan Keprofesionalan Pendidik (Pengalaman IMSTEP-JICA). FPMIPA UPI dan JICA.
Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL). Dikdasmen-Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Jakarta.
Sudrajat, Ahmad. 2008. Lesson Study untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar. (online). (http://akhmadsudrajat.worpress.com/, diakses 16 Mei 2009)
Susilo, dkk. 2009. Lesson Study Berbasis Sekolah. Bayumedia Publishing. Malang
Tarmizi. 2008. PAIKEM. (online). (http://tarmizi.wordpress.com/, diakses 16 Mei 2009)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN .........................................................................
A. Latar Belakang .........................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................
C. Tujuan Penulisan Makalah .......................................................
BAB II. PEMBAHASAN............................................................................
A. PEMBELAJARAN PAIKEM ..................................................
1. Pengertian PAIKEM ...........................................................
2. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Melaksanakan PAIKEM .............................................................................
3. Pelaksanaan PAIKEM .........................................................
4. Contoh Skenario Pembelajaran PAIKEM ...........................
B. LESSON STUDY ....................................................................
1. Hakekat Lesson Study .........................................................
2. Manfaat Lesson Study .........................................................
3. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pelaksanaan Lesson Study .......................................................................
4. Tahap-tahap Pelaksanaan Lesson Study .............................
5. Contoh Skenario Pembelajaran ...........................................
BAB III. PENUTUP ....................................................................................
A. Kesimpulan ...............................................................................
B. Saran .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. i
ii
1
1
2
2
3
3
3
4
6
7
9
9
10
12
13
16
22
22
22
23
PEMBELAJARAN PAIKEM DAN LESSON STUDY
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
PBM Bidang Studi Biologi I
Yang dibina oleh :
1. Dr. Hj. SRI ENDAH INDRIWATI, M.Pd
2. Dr. H. SOEDJONO BASUKI, M.Pd
Oleh
ROHMAWATI
NIM. 608682521992
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
MEI 2009
KATA PENGANTAR
Seraya mempersembahkan puji syukur yang khidmat dan tulus kehadirat ALLAH SWT. kami dapat menyusun makalah sebagai tugas mata kuliah Proses Belajar Mengajar Bidang Studi Biologi 1.
Proses pendidikan adalah proses transformasi atau perubahan kemampuan potensial individu peserta didik menjadi kemampuan nyata untuk meningkatkan taraf hidupnya lahir dan batin. Hasil pendidikan adalah lulusan yang sudah terdidik berdasarkan kepada tujuan pendidikan yang telah ditentukan, tujuan pendidikan untuk masing-masing tingkatan pendidikan ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan bermuara ke tujuan pendidikan nasional yaitu membangun manusia Indonesia yang seutuhnya.
Materi makalah ini berisi pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Menyenangkan) dan Lessons Study, yand didasari oleh student active learning serta pembinaan profesi pendidik untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan.
Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Dr. Hj. Sri Endah Indriwati M.Pd. dan Bapak Dr. H. Soedjono Basuki, M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah PBM Bidang Studi Biologi 1. Akirnya, sudah tentu uraian materi dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu koreksi, kritik dan saran akan menjadi masukan yang bermanfaat bagi kami selanjutnya.
Malang, Mei 2009